Rabu, 25 Mei 2016

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN DENGAN RETENSIO PLASENTA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1        Latar Belakang
Masalah kematian  dan kesakitan ibu di Indonesia masih merupakan masalah besar. Penurunan  Angka Kematian Ibu (AKI)  dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan daerah.
 AKI di Indonesia menurut SDKI 2002-2003 adalah 307 per 100.000 kelahiran hidup Diperkirakan bahwa  60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian  masa nifas terjadi  dalam 24 jam pertama.
Banyak faktor yang menyebabkan keadaan gawat darurat pada ibu antara lain : persalinan berlangsung lama, tindakan operasi persalinan, ketuban pecah dini atau keadaan yang dapat menurunkan keadaan umum, yaitu perdarahan antepartum dan postpartum.
Pada kala III dapat pula terjadi gangguan atau kelainan patologis dalam bentuk perdarahan postpartum, retensio plasenta, inversio  uteri dan perdarahan robekan jalan lahir. Perdarahan postpartum merupakan salah satu sebab utama kematian ibu dalam persalinan.
Asuhan kebidanan diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis bagi ibu. Oleh karena itu dibutuhkan perhatian dan penanganan yang serius agar tidak menimbulkan komplikasi.
1.2        Tujuan
 Tujuan Umum
Mahasiswa mendapat pengalaman yang nyata dalam memberikan  asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan retensio plasenta melalui pendekatan manajemen kebidanan
1.2.2        Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa mampu  ;
1)            Melakukan pengkajian pada ibu bersalin dengan retensio plasenta
2)            Menentukan diagnosa
3)            Menentukan diagnosa atau masalah potensial
4)            Menentukan kebutuhan segera ibu bersalin dengan retensio plasenta
5)            Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh pada ibu bersalin dengan retensio plasenta
6)            Melaksanakan perencanaan pada ibu bersalin dengan retensio plasenta
7)            Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang dilakukan
1.3        Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam asuhan kebidanan  ini pada Ny U P3003 dengan retensio plasenta  di Ruang Sakinah  RS Muhammadiyah Lamongan
1.4        Metode Penulisan
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan observasi, wawancara, pemeriksaan fisik, studi buku catatan perkembangan pasien dan studi kepustakaan
1.5        Pelaksanaan
Penyusunan laporan ini berdasarkan pelaksanaan praktek mulai tanggal  13 Agustus 2007 s/d 19 Agustus  2007 di Ruang Sakinah RS Muhammadiyah Lamongan
1.6        Sistematika Penulisan
BAB I       Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, Tujuan, Ruang lingkup, Metode penulisan, pelaksanaan, Sistematika penulisan
BAB II      Tinjauan Pustaka
BAB III    Tinjauan Kasus terdiri dari pengkajian, interpretasi data dasar, identifikasi masalah potensial, identifkasi kebutuhan segera, intervensi, implementasi dan evaluasi
BAB IV    Penutup  terdiri dari kesimpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA
 
 
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1        Konsep Dasar Retensio Plasenta
2.1.1  Pengertian
Retensio Plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta hingga atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir ( Saifudin, 2002)
Retensio Plasenta adalah keadaan dimana plasenta belum lahir dalam waktu 1 jam setelah bayi lahir ( Mochtar, 1998).
2.1.2   Jenis Retensio Plasenta
1)            Plasenta adhesive adalah implantasi yang kuat dari jonjot korion plasenta sehingga menyebabkan kegagalan mekanisme separasi fisiologis
2)            Plasenta akreta adalah implantasi jonjot korion plasenta hingga memasuki sebagian lapisan miometrium
3)            Plasenta inkreta adalah implantasi jonjot korion plasenta hingga mencapai/memasuki miometrium
4)            Plasenta perkreta adalah implantasi jonjot korion plasenta yang menembus lapisan otot hingga mencapai lapisan serosa dinding uterus
5)            Plasenta inkarserata adalah tertahannya plasenta didalam kavum uteri, disebabkan oleh konstriksi ostium uteri.
2.1.3   Etiologi
1)                  Plasenta belum terlepas dari dinding rahim, disebabkan karena :
-          Kontraksi uterus kurang kuat  untuk melepaskan plasenta (plasenta adhesiva)
-          Plasenta melekat erat pada dinding uterus oleh sebab villi korialis menembus desidua sampai miometrium (plasenta inkreta) menembus lebih dalam kedalam miometrium (plasenta akreta)  sampai dibawah peritoneum (plasenta perkreta)
2)                  Plasenta sudah lepas tetapi belum keluar  karena atonia uteri dan akan menyebabkan perdarahan yang banyak, atau karena adanya lingkaran konstriksi pada bagian bawah rahim akibat kesalahan penanganan kala III  yang akan menghalangi plasenta keluar ( plasenta inkarserata).
2.1.4   Penanganan
2.1.4.1              Sikap Bidan dalam Menghadapi Retensio Plasenta
1)                                    Sikap Umum Bidan
a.       Memperhatikan keadaan umum penderita
-          Apakah anemis
-          Bagaimana jumlah perdarahannya
-          Keadaan umum penderita : tekanan darah, nadi, dan suhu
-          Keadaan fundus uteri : kontraksi dan tinggi fundus uteri
b.      Mengetahui keadaan plasenta
-          Apakah plasenta inkarserata
c.       Memasang infus dan memberikan cairan pengganti
2)                                    Sikap Khusus Bidan
a.       Retensio plasenta dengan perdarahan
-          Langsung melakukan plasenta manual
b.      Retensio plasenta tanpa perdarahan
-          Setelah dapat memastikan keadaan umum penderita segera memasang infus dan memberikan cairan
-          Merujuk  pasien ke pusat dengan fasilitas cukup, untuk mendapatkan penanganan yang lebih baik
-          Memberikan transfusi
-          Proteksi dengan antibiotic
-          Mempersiapkan plasenta manual
2.1.4.2              Penanganan Umum
1)            Jika plasenta  terlihat dalam vagina, minta ibu meneran dan jika dapat merasakan  plasenta dalam vagina keluarkan  plasenta tersebut.
2)            Pastikan kandung kemih kosong. Jika diperlukan lakukan kateterisasi kandung kemih.
3)            Jika plasenta belum dilahirkan setelah 30 menit pemberian oksitosin dan uterus terasa berkontraksi, lakukan penarikan tali pusat terkendali.
4)            Jika traksi tali pusat terkendali belum berhasil, cobalah untuk melakukan pengeluaran secara manual.
2.2        Plasenta manual
2.2.1        Pengertian
Plasenta manual adalah prosedur pelepasan plasenta dari tempat implantasinya pada dinding uterus dan mengeluarkannya dari kavum uteri secara manual yaitu dengan melakukan tindakan invasi dan manipulasi tangan penolong persalinan yang dimasukkan langsung ke dalam kavum uteri.
2.2.2        Indikasi
-                Retensio plasenta/plasenta adhesive
2.2.3        Kontraindikasi
-                Plasenta inkreta
-                Plasenta perkreta
2.2.4        Prosedur Plasenta Manual
1)            Kaji ulang indikasi
2)            Persetujuan tindakan medis
3)            Kaji ulang prisip dasar perawatan dan pasang infus
4)            Berika sedative dan analgetika, misalnya petidin dan diazepam IV
5)            Berika antibiotika dosis tunggal (profilaksis)
-          Ampicillin 2 gram IV ditambah metronidazol 500 mg IV
-          Atau Sefazolin 1 gram ditambah metronidazol 500 mg IV
6)            Gunakan sarung tangan DTT
7)            Jepit tali pusat dengan kacher dan tegangkan sejajar lantai
8)            Masukkan tangan secara obstetrik dengan menelusuri bagian bawah tali pusat. Jaga agar jari-jari merapat dan melengkung mengikuti tali pusat masuk cavum uteri sampai mencapai plasenta
9)            Dengan bagian lateral jari-jari tangan  dicari insersi pinggir plasenta. Buka tangan secara obstetrik menjadi seperti memberi salam, jari-jari dirapatkan.
10)        Tentukan implantasi plasenta, temukan tepi plasenta yang paling bawah. Gerakkan tangan kanan kekiri dan kekanan sambil bergeser ke kranial sampai permukaan maternal plasenta dapat dilepaskan.
11)        Jika plasenta tidak dapat dilepaskan kemungkinan plasenta akreta dan siapkan laparatomi untuk histerektomi supravaginal
12)        Pegang plasenta dan keluarkan tangan bersama plasenta. Pindahkan tangan luar ke suprasimfisis untuk menahan uterus saat plasenta dikeluarkan
13)        Lakukan eksplorasi untuk memastikan tidak ada bagian plasenta yang masih melekat pada dinding uterus
14)        Berikan oksitosin 10 IU dalam 500 ml cairan IV garam fisiologik atau RL 60 tts/menit dan masase uterus untuk merangsang kontraksi
15)        Jika perdarahan masih banyak, beri ergometrin 0,2 mg IM. Atau prostaglandin
16)        Periksa kelengkapan plasenta, jika tidak lengkap lakukan eksplorasi ke dalam kavum uteri.
17)        Periksa dan perbaiki robekan jalan lahir
2.2.5        Penanganan Pasca Tindakan
1)            Pantau kesadaran, tensi, nadi, pernafasan setiap 30 menit selama 6 jam
2)            Tentukan tinggi fundus  dan pastikan kontraksi  tetap baik
3)            Teruskan infus dan berikan tranfusi darah bila perlu
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1   PENGKAJIAN
MKB                  : 17 Agustus 2007                   Jam : 02.45
Reg                     : 12-46-57
Ruangan             :  RB Sakinah
Tanggal              : 17 Agustus 2007                   Jam 02.50 WIB
3.1.1 DATA SUBYEKTIF
1.      Biodata
Nama Istri
Ny. U
Nama Suami
Tn. N
Umur
35 tahun
Umur
40 tahun
Status kawin
Kawin
Perkawinan
Ke  1
Suku/Bangsa  
Jawa /Indonesia
Suku/Bangsa  
Jawa /Indonesia
Agama
Islam
Agama
Islam
Pendidikan
SLTA
Pendidikan
SLTA Tamat
Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga
Pekerjaan
Swasta
Alamat
Keset Rt 4/1 Sidorejo Deket  Lamongan
2.      Keluhan Utama
Plasenta belum lahir  1 jam setelah bayi lahir
3.      Riwayat Menstruasi
Menarche
13 tahun
Siklus
30 hari
Lama
4-5 hari
Jumlah
Hari 1-2 2-3 kotek penuh, hari  berikutnya 2 kotek tidak penuh
Dismenorhoe
Hari pertama menst
Sifat darah
Cair, sedikit bergumpal
Warna
Merah segar
Fluor albus
1-2 hari sebelum menstruasi, warna putih jernih,  tidak berbau
HPHT
27 Desember 2006
4.      Riwayat Obstetri
a.      Riwayat Kehamilan
G.P.A                             : G3P2002
                     Umur Kehamilan            :  9 bulan
A.N.C                            : 7 kali di bidan A
Trimester I     Ibu periksa 2 x pada umur kehamilan 1 bulan dan 3 bulan,  mendapatkan mendapatkan  vitamin, diminum sampai habis  dan penyuluhan makanan sehat
Trimester II       Ibu periksa 3 x dibidan, ibu mengalami perdarahan pada usia 4 bulan dan dirujuk kedokter RAB, mendapat pemeriksaan USG dan obat serta anjuran untuk istirahat. Ibu mendapatkan imunisasi TT1 dan TT2 pada bulan ke-5 dan 6 kehamilan
Trimester III   Ibu periksa 2x mendapatkan folavit 1x1 dan  penyuluhan perawatan diri
Perawatan buah dada       : ibu sudah melakukan perawatan payudara setiap   selesai mandi sejak kehamilan 8 bulan
b.      Riwayat Kehamilan , Persalinan dan Nifas Yang Lalu
No
Suami
Kehamilan
Persalinan
Anak
KB
UK
Pnylit
Pnolong
Jns Pers
Penyulit
Seks
BBL
Umur
1
1
9 bln
-
Bidan A
Spt
-
L
3500/50
12 thn
Suntik 1bl
2
1
9 bln
-
Bidan A
Spt
-
PR
3000/50
8 thn
Suntik 1 bl
c.       Riwayat Persalinan
Persalinan                 :  Tanggal  17-8- 2007, Jam 01.15 WIB
Tempat persalinan    :   BPS  Bidan A
Penolong                  :  Bidan
Jenis persalinan        :    Spontan B
Lama persalinan       :
               Kala I        :  Tidak terkaji
               Kala II       :  Tidak terkaji
               Kala III     : Plasenta belum lahir
Perdarahan               : ± 500 cc
Keadaan Bayi          :  Normal
               -     Jenis kelamin   : laki-laki
               -     BB/PB             : 4000 gram / 50 cm
               -     A-S                  : 7-8
d.      Riwayat Kesehatan Yang Lalu
 Ibu juga tidak pernah menderita penyakit menular seperti seperti TBC, Hepatitis, penyakit menular seksual,   tidak pernah menderita  penyakit menurun seperti DM, Asma, Hipertensi serta tidak mempunyai keturunan kembar
e.       Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan  dalam keluarga tidak ada keturunan kembar, tidak ada yang menderita  penyakit menurun seperti DM, Asma, Hipertensi, dan tidak ada yang menderita penyakit menular seperti TBC, Hepatitis, penyakit menular seksual
f.       Pola Kesehatan Fungsional Sehari-hari
Anamnesa tanggal 17-8-2007    Jam 06.30
a.       Pola Nutrisi
Selama hamil : ibu makan  3x/hari, tiap makan habis 1 piring sedang dengan komposisi nasi, sayuran hijau dan lauk pauk seadanya. Ibu minum 8-9 gelas / hari , jenis minuman air putih dan air teh
Selama di RS  : minum air teh 2 gelas, makan , mendapatkan jatah dari RS NS TKTP makan habis ½ porsi
b.      Pola Eliminasi
Selama hamil : BAB 1x/ hari konsistensi lembek, BAK 5-6x/hari berwarna jernih, lancar
Selama di RS  : terpasang DC , urine 100 ml
c.       Pola Istirahat
Selama hamil : Ibu tidur ± 8-9 jam/hari, siang ±1-2 jam dan malam ± 6-7 jam
                           Selama di RS  : Ibu tidur ± 2 jam (post plasenta manual)
d.      Pola Aktifitas
Selama hamil : Ibu melakukan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu, memasak sendiri
Selama di RS  : Ibu berbaring ditempat tidur dengan mobilisasi miring kanan/miring kiri
e.       Pola Personal Higiene
Selama hamil : Ibu mandi 2-3x sehari, gosok gigi 2x/hari, ganti baju 2x/hari dan  ganti celana dalam celana dalam tiap kali mandi
Selama di RS  : diseka 1x sore, ganti kotek 1x, ganti baju 1x        
3.1.2        DATA OBYEKTIF
1.      Keadaan Umum
Keadaan umum
Kesadaran      
Lemah
Composmentis
- GCS
4-5-6
Tekanan Darah
90/60mmHg
- RR      
24x/menit
Nadi
101 x/menit
- Suhu
37oC
2.      Pemeriksaan Fisik          
Kulit kepala
Bersih, rambut warna hitam, distribusi merata, tidak ada ketombe, tidak mudah rontok
Muka
Tidak ada odem, ibu  menyeringai menahan sakit, wajah terlihat pucat
Mata
Simetris, tidak ada secret, sklera berwarna putih terdapat gambaran tipis pembuluh darah, Conjungtiva pucat
Hidung
Penafasan spontan, tidak ada secret, tidak ada polip
Mulut
Mucosa bibir kering, tidak ada stomatitis, gigi terdapat karies pada molar kanan, lidah bersih, lidah tidak berslag
Telinga
Pendengaran baik, bersih, tidak ada serumen
Leher
Tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe dan tidak ada ada pembesaran kelenjar tiroid. Tidak terdapat bendungan vena jugularis
Dada
Bentuk simetris,tidak ada tarikan intercosta, bentuk mammae simetris, hiperpigmentasi pada areola mammae puting susu menonjol keluar, tidak teraba benjolan abnormal, kolostrum sudah keluar
Abdomen
Tidak ada luka bekas  operasi,hiperpigmentasi pada perut, terdapat striae lividae,  TFU setinggi pusat, kandung kemih teraba kosong
Genetalia
Vulva tidak ada odem/ varises, perineum intack, tali pusat terlihat diluar vagina, keluar perdarahan ± 300 cc
Anus
Tidak ada hemorroid
Ekstremitas
      Atas
      Bawah
Pada tangan kiri terpasang infuse RL 20 tts/menit, tetesan lancar, tidak odem
Tidak ada odem, tidak ada varises, akral dingin
3.      Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 17-8-2007
         Hb                   : 7.6 gram %                N : 13-18 gr %
         Hematokrit      : 20,5                           N :  35 – 47
         Lekosit                        : 25.600                       N  : 4000-11.000
3.2        INTERPRETASI DATA DASAR
Diagnosa            :     P3003 dengan retensio plasenta
Data subyektif   :     Ibu mengatakan telah melahirkan bayi jam 01.15 WIB  tetapi plasenta belum lahir
Data obyektif     :     Keadaan umum lemah, Tensi   90/60 mmHg, Nadi 101/menit, RR 24 x/menit  TFU setinggi pusat, tali pusat terlihat diluar vagina, keluar perdarahan ± 300 cc, Hb : 7.6 gram %
3.3        IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL
         -   Syok
         -   Anemia berat
         -   Infeksi
3.4  KEBUTUHAN SEGERA
   -   Kolaborasi dengan dokter dalam pelaksanaan plasenta manual
3.5  INTERVENSI
Diagnosa         : P3003 dengan Retensio Plasenta
Tujuan             : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 15 menit diharapkan  
  Plasenta dapat dilahirkan secara lengkap dan tidak terjadi perdarahan post partum
            KH                  : Keadaan umum baik                         - UC baik
  TFU sesuai                                        - TTV normal
                                       Plasenta dapat lahir dengan kotiledon dan selaput lengkap
1.            Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
R/ Dengan pengetahuan adekuat ibu dan keluarga dapat kooperatif terhadap tindakan yang akan dilakukan
2.            Berikan inform consent pada ibu /keluarga
R/  Persetujuan dan bukti terhadap tindakan medis yang dilakukan
3.            Lakukan observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital
         R/ Deteksi dini kelainan, Tekanan systole < 90 mmhg dan Nadi > 110 merupakan tanda dari syok
4.            Lakukan observasi involusi uteri dan perdarahan
         R/  Deteksi dini adanya subinvolusi
5.            Observasi intake dan output
R/   Deteksi terjadinya kekurangan volume cairan tubuh.
6.      Kolaborasi dengan dokter dalam pelaksanaan plasenta manual dan pemberian antibiotik
R/ Fungsi interdependent dalam melahirkan plasenta dan mencegah infeksi
3.6  IMPLEMENTASI
Tanggal/Jam
I M P L E M E N T A S I
PARAF
17-8- 2007
03.00
03.05
03.10
03.15
03.20
Memberikan penjelasan pada keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
Memberikan inform consent : - Ibu/ keluarga menyetujui
Kolaborasi dengan dokter, melakukan plasenta manual
- Penolong menggunakan sarung tangan DTT, menjepit tali pusat dan menegangkan sejajar lantai. Tangan kanan dimasukkan secara obstetrik dengan menelusuri bagian bawah tali pusat, tangan kiri menahan fundus uteri. Dengan bagian lateral jari-jari tangan mencari insersi pinggir plasenta, membuka tangan obstetrik seperti memberi salam, menggerakkan tangan kanan kekiri dan kekanan sehingga semua permukaan maternal dapat dilepaskan. Mengeluarkan plasenta, tangan kiri dipindahkan disuprapubis.
Memeriksa plasenta : plasenta lahir jam 03.10, insersi marginalis Ө 18 x 16 x 2 cm, berat 450 gram, kotiledon 16 buah , selaput robek. Melakukan massase uterus selama 15 detik
Melakukan observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital
-    Keadaan umum lemah, konjungtiva pucat, ibu mengeluh perut mulas, TD : 95/61 mmhg, Nadi 98 x/menit,  suhu 37 1 OC.
Melakukan observasi involusi
-  TFU 2 jari bawah pusat, UC baik, perdarahan  ± 200 cc
Melakuan observasi intake dan output
-      Infus RL ke VI tangan kanan (drip oksitosin 10 IU) 300 cc
-      Infus RL ke VI tangan kiri 20 tts/mnt 200 cc
-      Minum : -                              - BAB        : -
3.7  EVALUASI
Tanggal 17-8- 2007,                                  Jam 03.30 WIB
S    :  Ibu mengatakan  lega plasenta sudah lahir
O  :  Plasenta lahir manual jam 03.10 oleh dokter ENS, ku lemah, konjungtiva pucat,    Tensi 95/61 mmhg, Nadi 98 x/mnt, suhu 37 1 oC, TFU 2 jari bawah pusat , uterus kontraksi baik,  perdarahan  200 cc
A   :  P3003 Kala IVRetensio Plasenta Teratasi
   P    :  - Observasi TTV, TFU, UC, Perdarahan tiap 15 menit pada 1 jam pertama
            - Observasi TTV, TFU, UC, Perdarahan tiap 30 menit pada 2 jam pertama
            - Bersihkan ibu, atur posisi senyaman mungkin
            - Anjurkan ibu untuk makan dan minum untuk mencegah dehidrasi
            - Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi :
                     - Amoxan              3 x 1 gram
                     - Metronidazol      3 x 1  (Oral)
                     - Pemberian transfusi WB  2 bag
I     :
Tanggal/Jam
I M P L E M E N T A S I
PARAF
17-8-2007
03.20
03.30
03.45
04.00
04.30
05.00
05.30
06.30
06.45
Membersihkan perineum ibu, memastikan ibu nyaman
Melakukan observasi tanda-tanda vital, TFU dan UC
TD 96/64 mmhg, N 101 x/mnt, TFU 2 jr bwh pst, UC baik, Perdarahan 50 cc
TD 94/60 mmhg, N 96 x/mnt, TFU 2 jr bwh pst, UC baik, Perdarahan 20 cc
TD 98/64 mmhg, N 98 x/mnt, TFU 2 jr bwh pst, UC baik, Perdarahan 5 cc
TD 98/61 mmhg, N 96 x/mnt, TFU 2 jr bwh pst, UC baik, Perdarahan  -
TD 95/64 mmhg, N 96 x/mnt, TFU 2 jr bwh pst, UC baik, Perdarahan  -
Instruksi dokter : memasang DC urine 150 ml, mengambil sampel darah persiapan transfusi
Menyajikan diet Nasi TKTP : Ibu makan habis ½ porsi, teh 1 gls
Observasi keadaan umum : ku lemah, konjungtiva pucat
- Ibu mengatakan badan masih lemas, perut mules
  EVALUASI
  Tanggal 17-8- 2007,                                Jam 07.00WIB
S    :  Ibu mengatakan  badan masih lemas, perut  teras mules
O  :  Keadaan umum lemah, konjungtiva pucat, Tensi 95/64 mmhg, Nadi 96 x/mnt, TFU 2 jari  bawah pusat, UC baik, makan habis ½ porsi, teh 1 gls
A   :  P3003 2 jam Post Partum
   P    :  Lanjutkan Intervensi
            - Observasi Tanda tanda vital dan involusi uteri
            - Anjurkan ibu untuk makan dan minum
            - Laksanakan program terapi dokter
                     - Pemberian transfusi WB  2 bag
                     - Infus RL 20 tts/menit tangan kanan dan tangan kiri
                     - Amoxan              3 x 1 gram
                     - Metronidazol      3 x 1  (Oral)
                     - Rencana USG
BAB IV
PENUTUP
4.1        Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan kebidanan  dapat disimpulkan :
1)            Pada tahap pengkajian setelah dilakukan pengumpulan data dapat ditemukan  masalah pada  Ny U   P3003 dengan gangguan pada Kala III yaitu adanya Retensio Plasenta.
2)            Dari masalah yang ada telah dilakukan asuhan kebidanan sesuai dengan langkah-langkah manajemen kebidanan dan dilakukan plasenta manual.
3)            Retensio plasenta  mempunyai arti klinis yang besar karena dapat menyebabkan perdarahan hebat, perforasi uterus dan infeksi yang berakibat pada morbiditas bahkan mortalitas pada ibu.
4.2        Saran
1)            Dalam melakukan plasenta manual perlu diperhatikan prosedurnya agar tidak terjadi komplikasi
2)            Perlunya pengawasan pada ibu pasca tindakan karena merupakan periode kritis bagi ibu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar