PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan
adalah suatu fenomena fisiologis yang dimulai dengan pembuahan dan diakhiri
dengan proses persalinan (Mansjoer, 2001). Selama masa kehamilan, ibu dan janin
adalah unit fungsi yang tak terpisahkan. Selama kehamilan normal, saluran cerna
dan organ-organ penunjangnya mengalami perubahan, baik secara anatomis maupun
fungsional, yang dapat mengubah secara bermakna kriteria untuk diagnosis dan
terapi untuk beberapa penyakit.
Hepatitis
bermasalah di Indonesia, pertama oleh karena carrier-nya tergolong banyak,
Kedua, imunisasi Hepatitis pada bayi (Universal Immunization) di Indonesia baru
dimulai beberapa tahun lampau (1996). Hal ketiga, belum semua orang berisiko
tinggi kena Hepatitis patuh meminta vaksinasi. Dengan kondisi seperti itu, berarti
masyarakat yang telanjur tertular Hepatitis sudah sekian banyak, dan kian tak
terkontrol pula.
Masih
banyak masyarakat kita yang belum tahu, bahwa hubungan seks bebas juga bisa
menjadi sumber penularan Hepatitis. Sembarang melacur, lalu seorang suami tanpa
disadarinya sebab mungkin tidak tahu, menularkan penyakitnya kepada istrinya,
lalu kepada anak-anaknya lewat cemaran cairan tubuh antar-anggota keluarga,
atau persalinan bayi.
Penyakit
ini biasanya jarang terjadi pada wanita hamil. Namun, apabila timbul ikterus
(gejala kuning) pada kehamilan, maka penyebabnya yang paling sering adalah
hepatitis virus.
Pada
wanita hamil kemungkinan untuk terjangkit hepatitis virus adalah sama dengan
wanita tidak hamil pada usia yang sama. Di negara sedang berkembang, wanita
hamil lebih mudah terkena hepatitis virus. Hal ini erat hubungannya dengan
keadaan nutrisi dan higiene sanitasi yang kurang baik. Hepatitis
virus dapat timbul pada ketiga trimester kehamilan dengan angka kejadian yang
sama. Menurut sebuah penelitian, 9.5 persen hepatitis virus terjadi pada
trimester I, 32 persen terjadi pada trimester II, dan 58.5 persen terjadi pada
trimester III.
1.2 Tujuan
1. Tujuan
umum
Agar
mahasiswa mengetahui dan mampu melakukan penapisan pada bumil khususnya
Kehamilan dengan Hepatitis.
2. Tujuan
khusus
–
Agar mengetahui pengertian dan macam – macam penyakit dalam kehamilan,
khususnya pada kasus ibu hamil dengan hepatitis.
–
Agar dapat melakukan manajemen pengkajian data.
–
Agar dapat melakukan diagnosis dari pengkajian data.
1.3 Metode Penulisan
Metode
ini menggunakan metode study pustaka yaitu berasal dari bahan – bahan atau buku
– buku yang erat hubungannya dengan tugas ini.
.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1
Pengertian
Penyakit Hepatitis adalah
peradangan pada hati karena
toxin, sepertikimia,
obat atau agen penyebab infeksi. Penyakit ini disebabkan oleh beberapa
jenis virus yang menyerang dan menyebabkan peradangan serta merusak sel-sel
organ hati manusia. Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut
hepatitis akut, hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut hepatitis
kronis. Hepatitis diketegorikan dalam beberapa golongan, diantaranya hepatitis
A, hepatitis B, hepatitis C, hepatitis D, hepatitis E, dan hepatitis G.
2.2
Penyebab
Hepatitis diisebabkan
oleh beberapa jenis virus yang diketegorikan dalam beberapa
golongan, diantaranya hepatitis A, hepatitis B, hepatitis C, hepatitis D,
hepatitis E, dan hepatitis G. Hepatitis juga terjadi karena infeksi
virus lainnya, seperti mononukleosis itinfeksiosa, demam kuning dan
infeksiVirus Mumps, Virus Rubella, Virus Cytomegalovirus, Virus Epstein-Barr, Virus Herpes. Penyebab hepatitis non – virus yang utama adalah alkohol
dan obat-obatan.
Penyebab-penyebab
tersebut antara lain :
a. Infeksi virus ; hepatitis A, hepatitis B, hepatitis C, hepatitis D,
hepatitis E, hepatitis F, hepatitis G.
b. Non virus ; Komplikasi dari penyakit lain, Alkohol, Obat-obatan
a. Infeksi virus ; hepatitis A, hepatitis B, hepatitis C, hepatitis D,
hepatitis E, hepatitis F, hepatitis G.
b. Non virus ; Komplikasi dari penyakit lain, Alkohol, Obat-obatan
kimia
atau zat kimia, Penyakit autoimun.
2.3
Klasifikasi dan pengobatan Penyakit Hepatitis
A. HEPATITIS
A
1. Definisi
Penyakit
Hepatitis A adalah golongan penyakit Hepatitis yang ringan dan jarang sekali
menyebabkan kematian, Virus Hepatitis A (VHA=Virus Hepatitis A). Penyakit
Hepatitis A disebabkan oleh virus yang disebarkan oleh kotoran / tinja
penderita biasanya dengan penularan melalui makanan dan minuman yang
terkontaminasi (fecal – oral), bukan melalui aktivitas seksual atau melalui
darah. Hepatitis A paling ringan dibanding hepatitis jenis lain (B dan C).
Penyebaran melalui tinja / kotoran terjadi akibat buruknya tingkat kebersihan.
Di negara-negara berkembang sering terjadi wabah yang penyebarannya terjadi
melalui air dan makanan. Sebagai contoh, ikan atau kerang yang berasal
dari kawasan air yang dicemari oleh kotoran manusia penderita.
2. Masa
inkubasi
Penyakit
Hepatitis A memiliki masa inkubasi 2 sampai 6 minggu sejak waktu terkespos atau
terpapar terjadi, kemudian penderita menunjukkan beberapa tanda dan gejala
terserang penyakit Hepatitis A.
3. Tanda
dan Gejala
Penderita
akan mengalami gejala – gejala subyektif dan obyektif (berdasarkan pemeriksaan
klinis).
- Gejala – gejala subyektif berupa lemah, letih, lesu, hilang nafsu makan, seringkali terjadi mual dan muntah yang terus menerus sehingga menyebabkan seluruh badan terasa lemas.
- Gejala – gejala obyektif yang ditemukan setelah pemeriksaan adalah Demam ( suhu tubuh di atas 37,20C), mata dan kulit menjadi kuning, urin berwarna tua dan pekat, dan tinja pucat. Demam yang terjadi adalah demam yang terus menerus, tidak seperti demam yang lainnya yaitu pada demam berdarah, tbc, thypus.
Berdasarkan
stadium yang diderita Hepatitis A dibagi menjadi 3 stadium:
(1) Pendahuluan
(prodromal) dengan gejala letih, lesu, demam, kehilangan selera makan dan mual;
(2) Stadium
dengan gejala kuning (stadium ikterik); dan
(3) Stadium
kesembuhan (konvalesensi). Gejala kuning tidak selalu ditemukan. Untuk
memastikan diagnosis dilakukan pemeriksaan enzim hati, SGPT, SGOT karena pada
hepatitis A bisa terjadi radang saluran empedu, maka pemeriksaan gama – GT dan
alkali fosfatase dapat dilakukan di samping kadar bilirubin.
4. Masa
Pengasingan yang disarankan
Selama
2 minggu setelah gejala pertama atau 1 minggu setelah penyakit kuning muncul.
Pasien juga diharapkan menjaga kebersihan.
5. Pencegahan
Sebagai
usaha pencegahan, menjaga kebersihan perorangan seperti mencuci tangan dengan
teliti dan menggunakan prinsip 6 langkah diperlukan untuk meminimalisasi
penyebaran mata rantai penyakit Hepatitis A. Jenis imunisasi hepatitis A dibagi
menjadi :
1. Imunisasi
Hepatitis A bisa dilakukan dalam bentuk sendiri (Havrix)
2. Kombinasi
dengan vaksin Hepatitis B (Twinrix).
Imunisasi
hepatitis A dilakukan dua kali, yaitu vaksinasi dasar dan booster yang
dilakukan 6 – 12 bulan kemudian. Imunisasi hepatitis A dianjurkan bagi orang
yang potensial terinfeksi seperti penghuni asrama dan mereka yang sering jajan
di luar rumah.
6. Pengobatan
Penderita
yang menunjukkan gejala Hepatitis A seperti minggu pertama munculnya yang
disebut penyakit kuning, letih dan sebagainya , diharapkan tidak banyak
beraktivitas serta segera mengunjungi fasilitas pelayan kesehatan terdekat
untuk mendapatkan pengobatan dari gejala yang timbul
seperti paracetamol sebagai penurun demam dan
pusing,vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan nafsu makan dan
obat mual.
- HEPATITIS B
1. Definisi
Hepatitis
B merupakan salah satu penyakit menular yang tergolong berbahaya di dunia,
Penyakit ini disebabkan oleh Virus Hepatitis B (VHB), suatu anggota famili Hepadnavirus pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi
sirosis hati atau kanker hati yang
menyerang hati dan menyebabkan peradangan hati akut atau menahun. Seperti
halnya Hepatitis C, kedua penyakit ini dapat menjadi kronis dan akhirnya
menjadi kanker hati.
Penyebab
Hepatitis ternyata tak semata-mata virus.
Keracunan obat,
dan paparan berbagai macam zat kimia seperti
karbon tetraklorida,chlorpromazine,chloroform, arsen, fosfor,
dan zat-zat lain yang digunakan sebagai obat dalam industri modern, bisa menyebabkan Hepatitis.
Zat-zatkimia ini mungkin saja tertelan, terhirup atau diserap
melalui kulitpenderita.
Menetralkan suatu racun yang beredar di dalam darah adalah pekerjaan hati. Jika
banyak sekali zat kimia beracun yang masuk ke dalam tubuh, hati bisa saja rusak
sehingga tidak dapat lagi menetralkan racun-racun lain.
Di
daerah Timur dan Afrika, beberapa kasus hepatitis B berkembang menjadi
hepatitis menahun, sirosis dan kanker hati.
Mula-mula dikenal sebagai serum hepatitis dan telah menjadi epidemi pada sebagian Asia danAfrika. Hepatitis B telah menjadi endemik di Tiongkok dan berbagai negaraAsia.
2. Proses
Penularan
Proses
penularan Hepatitis B yaitu melalui pertukaran cairan tubuh atau kontak dengan
darah dari orang yang terinfeksi Hepatitis B. Penularannya tidak semudah
virus hepatitis A. Virus hepatitis B ditularkan
melalui darah atau produk darah. Hepatitis B dapat menyerang siapa saja,
tetapi umumnya bagi mereka yang berusia produktif akan lebih berisiko terkena
penyakit.
Proses
penularan penyakit Hepatitis B dibedakan menjadi dua :
- Secara vertikal, cara penularan vertikal terjadi dari Ibu yang mengidap virus Hepatitis B kepada bayi yang dilahirkan yaitu pada saat persalinan atau segera setelah persalinan.
- Secara horizontal, terjadi akibat penggunaan alat suntik yang tercemar, tindik telinga, tusuk jarum, transfusi darah, penggunaan pisau cukur dan sikat gigi secara bersama-sama (jika penderita memiliki penyakit mulut (sariawan, gusi berdarah) atau luka yang mengeluarkan darah) serta hubungan seksual dengan penderita atau mitra seksual (baik heteroseksual maupun pria homoseksual).
Sebagai
antisipasi, biasanya terhadap darah-darah yang diterima dari pendonor akan di
tes terlebih dulu apakah darah yang diterima reaktif terhadap Hepatitis, Sipilis dan HIV.
3. Tanda
dan Gejala
Secara
khusus tanda dan gejala terserangnya hepatitis B yang akut adalah demam, sakit
perut dan kuning (terutama pada area mata yang putih / sklera). Penderita
hepatitis B kronik cenderung tidak tampak tanda-tanda tersebut, sehingga
penularan kepada orang lain menjadi lebih berisiko.
Pada
umumnya, gejala penyakit Hepatitis B ringan. Gejala tersebut berupa selera
makan hilang, rasa tidak enak di perut, mual sampai muntah, demam ringan,
kadang-kadang disertai nyeri sendi dan bengkak pada perut kanan atas. Setelah
satu minggu akan timbul gejala utama seperti bagian putih pada mata tampak
kuning, kulit seluruh tubuh tampak kuning dan air seni berwarna seperti teh.
4. Diagnosa
Hepatitis
B kronis merupakan penyakit nekroinflamasi kronis hati yang disebabkan oleh
infeksi virus Hepatitis B persisten. Hepatitis B kronis ditandai dengan HBsAg
positif (> 6 bulan) di dalam serum, tingginya kadar HBV DNA dan
berlangsungnya proses nekroinflamasi kronis hati. CarrierHBsAg inaktif
diartikan sebagai infeksi HBV persisten hati tanpa nekroinflamasi.
Sedangkan
Hepatitis B kronis eksaserbasi adalah keadaan klinis yang ditandai dengan
peningkatan intermiten ALT>10 kali batas atas nilai normal (BANN). Diagnosis
infeksi Hepatitis B kronis didasarkan pada pemeriksaan serologi, petanda
virologi, biokimiawi dan histologi.
Secara
serologi, pemeriksaan yang dianjurkan untuk diagnosis dan
evaluasi infeksi Hepatitis
B kronis adalah : HBsAg, HBeAg, anti HBe dan HBV DNA (4,5). Pemeriksaan
virologi, dilakukan untuk mengukur jumlah HBV DNA serum sangat penting karena
dapat menggambarkan tingkat replikasi virus.
Pemeriksaan biokimiawi yang penting untuk menentukan keputusan terapi adalah
kadar ALT. Peningkatan kadar ALT menggambarkan adanya aktivitas kroinflamasi.
Oleh
karena itu pemeriksaan ini dipertimbangkan sebagai prediksi gambaran histologi.
Pasien dengan kadar ALT yang menunjukkan proses nekroinflamasi yang lebih berat
dibandingkan pada ALT yang normal. Pasien dengan kadar ALT normal memiliki
respon serologi yang kurang baik pada terapi antiviral.
Oleh
sebab itu pasien dengan kadar ALT normal dipertimbangkan untuk tidak diterapi,
kecuali bila hasil pemeriksaan histologi menunjukkan proses nekroinflamasi
aktif. Tujuan pemeriksaan histologi adalah untuk menilai tingkat kerusakan
hati, menyisihkan diagnosis penyakit hati lain, prognosis dan menentukan
manajemen anti viral.
5. Pencegahan
Langkah-langkah
pencegahan agar terhindar dari penyakit Hepatitis B adalah pemberian vaksin
atau imunisasi hepatitis B dilakukan tiga kali, yaitu dasar, satu
bulan dan 6 bulan kemudian. Hal ini ditujukan terutama pada orang-orang
yang berisiko tinggi terkena virus ini, seperti mereka yang berprilaku sex
kurang baik (ganti-ganti pasangan / homosexual), pekerja kesehatan (perawat dan
dokter) dan mereka yang berada di daerah rentan banyak kasus Hepatitis B.
6. Pengobatan
Penderita
yang diduga Hepatitis B, untuk kepastian diagnosa yang ditegakkan maka akan
dilakukan periksaan darah. Setelah diagnosa ditegakkan sebagai Hepatitis B,
maka ada cara pengobatan untuk hepatitis B, yaitu pengobatan telan (oral) dan
secara injeksi.
a. Pengobatan
oral yang terkenal adalah
- Pemberian obat Lamivudine dari kelompok nukleosida analog, yang dikenal dengan nama 3TC. Obat ini digunakan bagi dewasa maupun anak-anak, Pemakaian obat ini cenderung meningkatkan enzyme hati (ALT) untuk itu penderita akan mendapat monitor bersinambungan dari dokter.
- Pemberian obat Adefovir dipivoxil (Hepsera). Pemberian secara oral akan lebih efektif, tetapi pemberian dengan dosis yang tinggi akan berpengaruh buruk terhadap fungsi ginjal.
- Pemberian obat Baraclude (Entecavir). Obat ini diberikan pada penderita Hepatitis B kronik, efek samping dari pemakaian obat ini adalah sakit kepala, pusing, letih, mual dan terjadi peningkatan enzyme hati. Tingkat keoptimalan dan kestabilan pemberian obat ini belum dikatakan stabil.
b. Pengobatan
dengan injeksi / suntikan adalah
- Pemberian suntikan Microsphere yang mengandung partikel radioaktif pemancar sinar ß yang akan menghancurkan sel kanker hati tanpa merusak jaringan sehat di sekitarnya.
- Injeksi Alfa Interferon (dengan nama cabang INTRON A, INFERGEN, ROFERON) diberikan secara subcutan dengan skala pemberian 3 kali dalam seminggu selama 12-16 minggu atau lebih. Efek samping pemberian obat ini adalah depresi, terutama pada penderita yang memilki riwayat depresi sebelumnya. Efek lainnya adalah terasa sakit pada otot-otot, cepat letih dan sedikit menimbulkan demam yang hal ini dapat dihilangkan dengan pemberian paracetamol.
- Selain itu, pengobatan tradisional dapat dilakukan. Tumbuhan obat atauherbal yang dapat digunakan untuk mencegah dan membantu pengobatan Hepatitis diantaranya mempunyai efek sebagai hepatoprotektor, yaitu melindungi hati dari pengaruh zat toksik yang dapat merusak sel hati, juga bersifat anti radang, kolagogum dan khloretik, yaitu meningkatkan produksi empedu oleh hati.
- Beberapa jenis tumbuhan obat yang dapat digunakan untuk pengobatan Hepatitis, antara lain yaitu
7.
Akar alang-alang (Imperata cyllindrica),
- Selain itu juga ada pengobatan alternatif lain Hepatitis B sepertihijamah / bekam yang bisa menyembuhkan segala penyakit hepatitis, asal dilakukan dengan benar dan juga dengan standar medis.
7. Hasil
Akhir Perawatan
Ada
3 kemungkinan tanggapan kekebalan yang diberikan oleh tubuh terhadap virus
Hepatitis B pasca periode akut.
1. Kemungkinan
pertama, jika tanggapan kekebalan tubuh adekuat maka akan terjadi pembersihan
virus, pasien sembuh.
2. Kedua,
jika tanggapan kekebalan tubuh lemah maka pasien tersebut akan
menjadi carrier inaktif.
3. Ketiga,
jika tanggapan tubuh bersifat intermediate (antara dua hal di atas)
maka penyakit terus
berkembang menjadi hepatitis B kronis.
- HEPATITIS C
1. Definisi
Hepatitis
C adalah penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis C(VHC). Infeksi virus ini menyebabkan peradangan hati atau hepatitis yang biasanya asimtomatik,
tetapi hepatitis kronik yang berlanjut dapat menyebabkan sirosis dan kanker hati.
2. Proses
Penularan
Proses
penularan penyakit Hepatitis C sebanyak 80 % akibat transfusi darah dan
jarum suntik yang terkontaminasi. Virus hepatitis C ditularkan
melalui pemakai obat yang menggunakan jarum bersama-sama. Jarang terjadi
penularan melalui hubungan seksual. Untuk alasan yang masih belum jelas, penderita
penyakit hati alkoholik seringkali menderita hepatitis C.Proses penularannya
dapat pula melalui kontak darah serangga yang menggiti penderita lalu mengigit
orang lain di sekitarnya. Hepatitis C adalah akibat dari transplantasi hati di Amerika Serikat.
3. Tanda
dan Gejala
Penderita
Hepatitis C kadang tidak menampakkan gejala yang jelas, tetapi pada penderita
Hepatitis C kronik menyebabkan kerusakan / kematian sel-sel hati dan terdeteksi
sebagai kanker (cancer) hati. Penderita Hepatitis C sering kali orang yang
menderita Hepatitis C tidak menunjukkan gejala, walaupun infeksi telah terjadi
bertahun-tahun lamanya. Namun beberapa gejala yang samar diantaranya
adalah Lelah, Hilang selera makan, Sakit perut, Urin menjadi gelap dan
Kulit atau mata menjadi kuning yang disebutjaundice (jarang terjadi).
Pada
beberapa kasus dapat ditemukan peningkatan enzyme hati pada pemeriksaan urine,
namun demikian pada penderita Hepatitis C justru terkadang enzyme hati
fluktuasi bahkan normal.Sejumlah 85% dari kasus, infeksi Hepatitis C menjadi
kronis dan secara perlahan merusak hati bertahun-tahun.
4. Pencegahan
Sebagai
usaha pencegahan, menjaga kebersihan perorangan seperti mencuci tangan dengan
teliti dan menggunakan prinsip 6 langkah diperlukan untuk meminimalisasi
penyebaran mata rantai penyakit Hepatitis C.
5. Pengobatan
Saat
ini pengobatan Hepatitis C dilakukan dengan pemberian obat
seperti Interferon alfa, Pegylated interferon
alfa dan Ribavirin. Adapun tujuan pengobatan dari Hepatitis C adalah
menghilangkan virus dari tubuh anda sedini mungkin untuk mencegah perkembangan
yang memburuk dan stadium akhir penyakit hati. Pengobatan pada penderita
Hepatitis C memerlukan waktu yang cukup lama bahkan pada penderita tertentu hal
ini tidak dapat menolong, untuk itu perlu penanganan pada stadium awalnya.
- HEPATITIS D
Hanya
terjadi sebagai rekan-infeksi dari virus hepatitis B dan virus hepatitis D ini menyebabkan infeksi hepatitis B menjadi lebih
berat. Yang memiliki risiko tinggi terhadap virus ini adalah pecandu obat.
Hepatitis D menular melalui darah yang terinfeksi. Penyakit ini hanya timbul
pada orang-orang yang telah terinfeksi dengan hepatitis B sebelumnya.
Orang-orang
yang berisiko terkena hepatitis D adalah pengguna obat-obatan yang sering
memakai jarum suntik bersama-sama. Penderita hepatitis B juga berisiko terkena
jika berhubungan seks dengan orang yang terinfeksi hepatitis D, atau jika
mereka tinggal dengan orang yang terinfeksi.
Untuk mencegahnya adalah dengan
mencegah terkena hepatitis B, yaitu dengan imunisasi hepatitis B; selain itu
dengan menghindari terkena darah yang terinfeksi, jarum yang terkontaminasi,
atau barang-barang pribadi penderita (sikat gigi, pisau cukur, gunting kuku).
Hepatitis
D kronik diterapi dengan interferon alfa.
- HEPATITIS E
1.
Defenisi
Virus hepatitis E kadang menyebabkan wabah yang menyerupai hepatitis A,
yang hanya terjadi di negara – negara terbelakang. Hepatitis E adalah
virus hepatitis (peradangan hati) yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis
E (HEV). HEV memiliki rute transmisi fecal-oral (kotoran ke mulut). Infeksi
dengan virus ini pertama kali didokumentasikan pada tahun 1955 selama wabah di
New Delhi, India.
2.
Epidemiologi
Insiden hepatitis E tertinggi terdapat pada remaja dan orang dewasa berusia antara 15 – 40 tahun. Meskipun anak-anak sering terkena infeksi ini juga, namun mereka jarang menunjukkan gejala. Tingkat kematian umumnya rendah, Hepatitis E biasanya akan hilang dengan sendirinya dan pasien sembuh. Namun selama durasi infeksi (biasanya beberapa minggu), penyakit ini sangat mengganggu aktivitas keseharian. Hepatitis E kadang-kadang berkembang menjadi sebuah penyakit hati akut yang parah, dan fatal pada sekitar 2% dari semua kasus. Secara klinis, penyakit ini sebanding dengan hepatitis A, tetapi pada wanita hamil penyakit ini lebih sering parah dan berhubungan dengan sindrom klinis yang disebut kegagalan hati fulminan. Wanita hamil, terutama pada trimester ketiga, mengalami tingkat kematian tinggi dari penyakit ini (sekitar 20%).
Insiden hepatitis E tertinggi terdapat pada remaja dan orang dewasa berusia antara 15 – 40 tahun. Meskipun anak-anak sering terkena infeksi ini juga, namun mereka jarang menunjukkan gejala. Tingkat kematian umumnya rendah, Hepatitis E biasanya akan hilang dengan sendirinya dan pasien sembuh. Namun selama durasi infeksi (biasanya beberapa minggu), penyakit ini sangat mengganggu aktivitas keseharian. Hepatitis E kadang-kadang berkembang menjadi sebuah penyakit hati akut yang parah, dan fatal pada sekitar 2% dari semua kasus. Secara klinis, penyakit ini sebanding dengan hepatitis A, tetapi pada wanita hamil penyakit ini lebih sering parah dan berhubungan dengan sindrom klinis yang disebut kegagalan hati fulminan. Wanita hamil, terutama pada trimester ketiga, mengalami tingkat kematian tinggi dari penyakit ini (sekitar 20%).
Meskipun
ada satu serotipe virus ini, empat genotipe yang berbeda telah dilaporkan.
Genotipe 1 dan 2 hanya terbatas pada manusia dan sering dikaitkan dengan wabah
besar dan epidemi di negara-negara berkembang dengan kondisi sanitasi yang
buruk. Genotipe 3 dan 4 menginfeksi manusia, babi dan spesies hewan lainnya dan
telah bertanggung jawab untuk kasus-kasus sporadis hepatitis E di negara-negara
berkembang dan industri.
3.
Penyebaran
Hepatitis E adalah lazim di kebanyakan negara berkembang, dan umum di negara manapun dengan iklim panas. Hal ini meluas di Asia Tenggara, Afrika bagian utara dan tengah, India, dan Amerika Tengah. Ini menyebar terutama melalui kontaminasi tinja pada pasokan air atau makanan; transmisi orang-ke-orang jarang ditemukan, namun bisa terjadi saat berhubungan seks oral-anus (misalnya menjilat anus). Wabah epidemi Hepatitis E paling sering terjadi setelah hujan lebat dan musim hujan karena gangguan pasokan air.
Hepatitis E adalah lazim di kebanyakan negara berkembang, dan umum di negara manapun dengan iklim panas. Hal ini meluas di Asia Tenggara, Afrika bagian utara dan tengah, India, dan Amerika Tengah. Ini menyebar terutama melalui kontaminasi tinja pada pasokan air atau makanan; transmisi orang-ke-orang jarang ditemukan, namun bisa terjadi saat berhubungan seks oral-anus (misalnya menjilat anus). Wabah epidemi Hepatitis E paling sering terjadi setelah hujan lebat dan musim hujan karena gangguan pasokan air.
Hewan
peliharaan telah dilaporkan sebagai reservoir untuk virus hepatitis E, dengan
beberapa survei menunjukkan angka infeksi melebihi 95% yang diantaranya berasal
dari babi. Kemungkinan Ini berlaku juga jika seseorang mengkonsumsi daging babi
hutan dan daging rusa mentah. Namun, tingkat penularan pada manusia melalui
rute ini masih diperdebatkan para ahli.
Sejumlah
mamalia kecil lainnya telah diidentifikasi sebagai reservoir potensial: tikus
Bandicoot lebih rendah (Bandicota bengalensis), tikus hitam (Rattus rattus
brunneusculus) dan cecurut rumah Asia (Suncus murinus).
Sebuah
virus flu burung telah digambarkan terkait dengan gejala Hepatitis-Splenomegaly
pada ayam. Virus ini secara genetis dan antigenically terkait dengan HEV
mamalia dan mungkin merupakan sebuah genus baru.
replikasi
virus telah ditemukan dalam usus kecil, kelenjar getah bening, usus besar serta
hati babi yang terinfeksi.
4.
Pencegahan
Perbaikan sanitasi adalah ukuran paling penting, yang terdiri dari perawatan kebersihan pada pembuangan limbah manusia; juga penting standar yang lebih tinggi untuk persediaan air masyarakat, baik prosedur kebersihan pribadi maupun persiapan makanan sanitasi.
Perbaikan sanitasi adalah ukuran paling penting, yang terdiri dari perawatan kebersihan pada pembuangan limbah manusia; juga penting standar yang lebih tinggi untuk persediaan air masyarakat, baik prosedur kebersihan pribadi maupun persiapan makanan sanitasi.
Sebuah
vaksin, berdasarkan protein-protein virus yang di-re-kombinasi, telah
dikembangkan dan baru-baru ini diuji dalam suatu populasi berisiko tinggi
(personil militer dari negara berkembang). Vaksin tampak efektif dan aman,
namun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menilai perlindungan vaksin
jangka panjang dan efektifitas biaya vaksinasi hepatitis E.
- HEPATITIS G
1. Definisi
Hepatitis G adalah penyakit inflamasi hati yang baru ditemukan.
Hepatitis G adalah penyakit inflamasi hati yang baru ditemukan.
2. Penyebab
Disebabkan oleh hepatitis G virus (HGV), yang mirip dengan virus hepatitis C. Kontak dengan darah yang terinfeksi HGV.
Disebabkan oleh hepatitis G virus (HGV), yang mirip dengan virus hepatitis C. Kontak dengan darah yang terinfeksi HGV.
3. Gejala
Kebanyakan orang tidak memiliki gejala akut. Sebanyak 20 % dari penderita hepatitis C juga menderita hepatitis ini.
Kebanyakan orang tidak memiliki gejala akut. Sebanyak 20 % dari penderita hepatitis C juga menderita hepatitis ini.
4. Diagnosa
Metode yang digunakan untuk mendeteksi HGV sangat komplek untuk mengetahui adanya antibodi HGV. Namun ketika antibodi telah ditemukan, virus itu sendiri telah menghilang.
Metode yang digunakan untuk mendeteksi HGV sangat komplek untuk mengetahui adanya antibodi HGV. Namun ketika antibodi telah ditemukan, virus itu sendiri telah menghilang.
5. Pengobatan
Tidak ada perawatan spesifik untuk penyakit hepatitis akut ini. Penderita harus banyak istirahat, menghindari alkohol dan makan makanan bergizi.
Tidak ada perawatan spesifik untuk penyakit hepatitis akut ini. Penderita harus banyak istirahat, menghindari alkohol dan makan makanan bergizi.
6. Pencegahan
Hepatitis G ditularkan melalui infeksi melalui darah. Pencegahannya dengan menghindari kontak dengan darah yang terkontaminasi. Jangan gunakan jarum suntik atau peralatan lain secara bersamaan.
Hepatitis G ditularkan melalui infeksi melalui darah. Pencegahannya dengan menghindari kontak dengan darah yang terkontaminasi. Jangan gunakan jarum suntik atau peralatan lain secara bersamaan.
2.4
Hepatitis Dalam Masa Kehamilan
Pada
wanita hamil kemungkinan terjangkit virus Hepatitis dengan wanita tidak hamil
pada wanita yang tidak hamil namun memiliki klasifikasi usia yang sama.
Kelainan hepar yang mempunyai hubungan langsung dengan peristiwa kehamilan
ialah
- Acute fatty liver of pregnancy (Obstetric acute yellow-atrophy)
- Recurrent intra-hepatic cholestasis of pregnancy.
Infeksi
hepatitis virus pada kehamilan tidak berhubungan langsung dengan peristiwa
kehamilan, namun tetap memerlukan penanganan khusus, mengingat
penyulit-penyulit yang mungkin timbul baik untuk ibu maupun janin.
- Hepar dalam Kehamilan
Pada
kehamilan, hepar ternyata tidak mengalami pembesaran. Hal ini bertentangan
dengan penelitian pada binatang yang menunjukkan bahwa hepar membesar pada
waktu kehamilan. Bila kehamilan sudah mencapai trimester ke III, sukar untuk
melakukan palpasi pada hepar, karena hepar tertutup oleh pembesaran rahim.
Oleh
karena itu bila pada kehamilan trimester ke III hepar dapat dengan mudah
diraba, berarti sudah terdapat kelainan-kelainan yang sangat bermakna.
Perubahan-perubahan mikroskopik pada hepar akibat kehamilan adalah tidak khas.
Pengaliran darah ke dalam hepar tidak mengalami perubahan, meskipun terjadi
perubahan yang sangat menyolok pada sistem kardio vaskuler.
Wanita
hamil sering menunjukkan tanda-tanda mirip adanya penyakit – penyakit hepar,
misalnya : spider naevi dan palmarerythema, yang
wajar pada kehamilan, akibat meningkatnya kadar estrogen. Semua protein serum
yang disintesis dalam hepar mengalami perubahan pada waktu kehamilan. Jumlah
protein serum menurun sekitar 20% pada trimester II, akibat penurunan kadar
albumin secara menyolok, sedangkan fibrinogen justru mengalami kenaikan.
- Pengaruh Hepatitis Pada Kehamilan dan Janin
Bila
hepatitis terjadi pada trimester I atau permulaan trimeseter II maka
gejala-gejala nya akan sama dengan gejala hepatitis pada wanita tidak hamil.
Meskipun gejala-gejala yang timbul relatip lebih ringan dibanding dengan
gejala-gejala yang timbul pada trimester III, namun penderita hendaknya tetap
dirawat di rumah sakit.
Hepatitis
terjadi pada trimester III menimbulkan gejala-gejala yang lebih berat dan
penderita umumnya menunjukkan gejala-gejala fulminant. Pada fase inilah acute
hepatic necrosis sering terjadi, dengan menimbulkan mortalitas Ibu
yang sangat tinggi. Pada trimester III, adanya defisiensi faktor lipo tropik
disertai kebutuhan janin yang meningkat akan nutrisi, menyebabkan penderita
mudah jatuh dalam acute hepatic necrosis. Tampaknya keadaan
gizi ibu hamil sangat menentukan prognose.
Berat
ringan gejala hepatitis virus pada kehamilan sangat tergantung dari keadaan
gizi Ibu hamil. Gizi buruk khususnya defisiensi protein, ditambah pula
meningkatnya kebutuhan protein untuk pertumbuhan janin, menyebabkan infeksi
hepatitis pada kehamilan memberi gejala-gejala yang jauh lebih berat.
Pada
wanita hamil, secara fisiologik terjadi perubahan-perubahan dalam proses
pembekuan darah, yaitu dengan ke-naikan faktor-faktor pembekuan dan penurunan
aktivitas fibrinolitik, sehingga pada kehamilan mudah terjadiDIC (Disseminated
Intra Vascular Coagulation). Penularan virus ini pada janin terjadi dengan
beberapa cara, yaitu:
1. Melewati
placenta
2. Kontaminasi
dengan darah dan tinja Ibu pada waktu persalinan
3. Kontak
langsung bayi baru lahir dengan Ibunya
4. Melewati
Air Susu Ibu, pada masa laktasi.
5. Baik
virus A maupun virus B dapat menembus placenta, sehingga terjadi hepatitis
virus in utero dengan akibat janin lahir mati, atau janin mati pada periode
neonatal. Jenis virus yang lebih banyak dilaporkan dapat menembus placenta,
ialah virus type B.
Beberapa
bukti, bahwa virus hepatitis dapat menembus placenta ialah ditemukannya
hepatitis antigen dalam tubuh janin in utero atau pada janin barulahir. Selain
itu telah dilakukan pula autopsy pada janin-janin yang mati pada periode
neonatal akibat infeksi hepatitisvirus. Hasil autopsy menunjukkan adanya
perubahan-perubahan pada hepar, mulai dari nekrosis sel-sel hepar sampai
suatubentuk cirrhosis.
Perubahan-perubahan
yang lanjut pada hepar ini, mungkin terjadi bila infeksi sudah mulai terjadi
sejak janin dalam rahim. Kelainan yang ditemukan pada hepar janin, lebih banyak
terpusat pada lobus kiri. Hal ini membuktikan, bahwa penyebaran virus hepatitis
dari Ibu ke janin dapat terjadi secarahematogen.Angka kejadian penularan virus
hepatitis dari Ibu ke janin atau bayinya, tergantung dari tenggang waktu antara
timbulnya infeksi pada Ibu dengan saat persalinan. Ibu hamil yang menderita
hepatitis B dengan gejala-gejala klinik yang jelas, akan menimbulkan penularan
pada janinnya jauh lebih besar dibandingkan dengan Ibu-Ibu hamil yang hanya
merupakan carrier tanpa gejala klinik.
Ibu
hamil yang mengalami hepatitis B, dengan gejala yang jelas, 48% dari bayinya
terjangkit hepatitis, sedang pada Ibu-lbu hamil yang hanya sebagai carrier
Hepatitis Virus B antigen, hanya 5% dari bayinya mengalami virus B antigenemia.
Meskipun hepatitis virus, belum jelas pengaruhnya terhadap kelangsungan
kehamilan, namun dilaporkan bahwa kelahiran prematur terjadi pada 66% kehamilan
yang disertai hepatitisvirus B. Adanya icterus pada Ibu hamil tidak akan
menimbulkan kern-icterus pada janin. Kem icterus terjadi akibat adanya
unconjugated bilirubin yang melewati placenta dari Ibu-Ibu hamil yang mengalami
hemolitik jaundice.
Bila
penularan hepatitis virus pada janin terjadi pada waktu persalinan maka
gejala-gejalanya baru akan nampak dua sampai tiga bulan kemudian. Sampai
sekarang belum dapat dibuktikan, bahwa hepatitis pada Ibu hamil dapat
menimbulkan kelainan kongenital janinnya. Pada pemeriksaan placenta, dari
kehamilan yang disertai hepatitis, tidak dijumpai perubahan-perubahan yang
menyolok, hanya ditemukan bercak-bercak bilirubin. Bila terjadi penularan virus
B in utero, maka keadaan ini tidak memberikan kekebalan pada janin dengan
kehamilan berikutnya.
- Pencegahan
Semua
Ibu hamil yang mengalami kontak langsung dengan penderita hepatitis virus A
hendaknya diberi immuno globulin sejumlah 0,1 cc/kg berat badan. Gamma globulin
tidak efektif untuk mencegah hepatitis virus B. Gizi Ibu hamil hendaknya
dipertahankan seoptimal mungkin, karena gizi yang buruk mempermudah penularan
hepatitis. Untuk kehamilan berikutnya diberi jarak sekurang – kurangnya enam
bulan setelah persalinan, dengan syarat setelah 6 bulan tersebut semua gejala
dan pemeriksaan laboratorium telah kembali normal. Setelah persalinan, pada
penderita hendaknya tetap dilakukan pemeriksaan laboratorium dalam waktu dua
bulan, empat bulan dan enam bulan kemudian.
- Pengobatan
Pengobatan
infeksi hepatitis pada kehamilan tidak berbeda dengan wanita tidak hamil.
Penderita harus tirah baring di rumah sakit sampai gejala icterus hilang dan
bilirubin dalam serum menjadi normal. Makanan diberikan dengan sedikit
mengandung lemak tetapitinggi protein dan karbohydrat. Pemakaian obat-obatan
hepatotoxic hendaknya dihindari. Kortison baru diberikan bila terjadi penyulit.
Perlu diingat pada hepatitis virus yang aktif dan cukup berat, mempunyai risiko
untuk terjadi perdarahan post-partum, karena menurunnya kadar vitamin K. Janin
baru lahir hendaknya tetap diikuti sampai periode post natal dengan dilakukan
pemeriksaan transaminase serum dan pemeriksaan hepatitis virus antigen secara
periodik. Janin baru lahir tidak perlu diberi pengobatan khusus bila tidak
mengalami penyulit-penyulit lain.
- Penanganan Khusus
1. Rawat
inap dan tirah baring
2. Isolasi
pasien, lakukan pemeriksaan serologik
3. Diet
rendah lemak, tinggi karbohidrat dan protein
4. Rehidrasi
apabila terjadi defisit cairan akibat muntah yang
berlebihan
dan demam
5. Berikan
vitamin K, glukosa dan kurkuma rhizoma
6. Evaluasi
profil biofisik atau kondisi janin
7. Penatalaksanaan
neonatal
8. Evaluasi
sistem pembekuan darah
Tabel
di bawah ini menyajikan Hepatitis dan risiko Ibu dan Neonatus
JENIS
VIRUS
|
RISIKO
POTENSIAL
|
|
IBU
|
NEONATUS
|
|
HEPATITIS
A
HEPATITIS
B
HEPATITIS
C
|
HEPATITIS
BERAT
HEPATITIS
KRONIS
SIROSIS
HEPATITIS
PERLEMAKAN
HATI
(
FATTY LEVER )
|
HEPATITIS
NEONATORUM
ANTIGENEMIA
PERSISTENS
NEKROSIS
HEPATITIS
NEOPLASMA
HEPATOSELULARE PRIMER
SUBLIKINAL
HEPATITIS
|
BAB
III
KONSEP
DASAR ASUHAN
Langkah
– Langkah Manajemen Asuhan Kebidanan
Langkah
1: pengkajian
- Data subjektif
- Biodata atau identitas klien dan suami.
Yang
perlu di kaji : nama. umur, agama, suku, pendidikan, pekerjaan dan alamat.
Maksud
pernyataan ini adalah untuk mengidentifikasikan (mengenal) klien.
- Keluhan utama
Merupakan
alasan utama klien untuk datang ke RS dan apa-apa saja yang di rasa kan klien.
Kemungkinan
yang ditemui:klien lemas,cepat lelah,dan tampak kuning pada ekstermitas bagian
atas dan bawah.
- Riwayat perkawinan
Kemungkinan
diketahui status perkawinan,umur waktu kawin ,berapa lama kawin baru hamil.
- Riwayat mentruasi
Yang
di nyatakan adalah HPHT untuk menentuksn tapsiran persalinan,siklus,lama,banyaknya,bau,warna,ada
apakah nyeri saat haid,serta kapan mendapatkan haid pertama kalinya.
- Riwayat obstetric
–
Kehamilan yang lalu kemungkinan klien pernah mengalami mual dan
muntah,perdarahan.
–
Persalinan yang lalu,kemungkinan klien mengalami persalinan spontan.
–
Lactasi berjalan dengan normal.
- Riwayat kehamilan sekarang
–
Kemungkinan klien merasa mual dan muntah.
–
Kemungkinan klien merasakan lemas,cepat lelah.
–
Kemungkinan klien merasakan nyeri abdomen.
–
kemungkinan apakah ada pemeriksaan kehamilan pada tenaga kesehatan,mendapatkan
imunisasi TT dan tablet fe.
- Riwayat kesehatan
–
Riwayat kesehatan yang lalu: kemungkinan klien mengalami penyakit
jantung,hipertensi,DM dan mengalami operasi dinding rahim.
–
Riwayat kesehatan sekarang: kemungkinan klien mengalami penyakit jantung.
–
Kemungkinan ada anggota keluarga yang mengalami penyakit keturunan,penyakit
menular,riwayat kehamilan kembar atau riwayat kehamilan post-term.
- Riwayat kontrasepsi
Kemungkinan
klien pernah menggunakan alat kontrasepsi atau tidak.
- Riwayat seksualitas
Kemungkinan
klien mengalami apakah aktifitas nya normal atau ada gangguan.
- Riwayat sosial,ekonomi,dan budaya
Kemungkinan
hubungan klien dengan suami,keluarga dan masyarakat baik,kemungkinan ekonomi
yang kurang mencukupi,adanya kebudayaan klien yang mempengaruhi kesehatan
kehamilan dan persalinannya.
- Riwayat spiritual
Kemungkinan
klien melakukan ibadah agama & kepercayaan nya dengan baik
- Riwayat psikologis
Kemungkinan
adanya tanggapan klien dan keluarga yang baik terhadap kehamilan dan persalinan
ini. Kemungkinan klien dan suami nya mengharapkan dan senang dengan
kehamilan ini.atau kemungkinan klien cemas dan gelisah dengan kehamilannya.
- Kebutuhan dasar
Kemungkinan
pemenuhan kebutuhan bio-psiko yang meliputi pemenuhan nutrusi,proses
eliminasi,aktifitas sehari-hari,istirahat,personal hygiene dan
kebiasaan-kebiasaan yang dapat mempengaruhi kesehatan saat hamil dan bersalin.
- Data objektif.
Data
dikumpulkan melalui pemeriksaan umum dan pemeriksaan khusus:
- Pemeriksaan umum
Secara
teoritis kemungkinan di temukan gambaran keadaan umum klien baik,yang mencakup
kesadaran ,tekanan darah,nadi,nafas,suhu,TB,BB,dan keadaan umum.
- Pemeriksaan khusus
1)
Secara inspeksi yaitu pemeriksaan pandang yang di mulai dari kepala sampai
kaki.
Yang
dinilai adalah kemungkinan bentuk tubuh normal, kebersihan kulit, rambut,
muka kuning pucat, conjungtiva anemis , sklera, ikterik hidung dan
telinga, mulut apakah ada caries, stomatitis, karang gigi, leher apakah ada
pembesaran kelenjer gondok, payudara apakah simetris kiri dan kanan, keadaan
puting susu menonjol atau tidak, kolostrum ada atau tidak, perut membesar
sesuai dengan usia kehamilan, apakah ada bekas luka operasi, vulva apakah
bersih, ada varises atau tidak, oedema dan pengeluaran dari vagina. Anus apakah
ada haemoroid, ekstremitas atas dan bawah kuning
2)
Secara palpasi dengan menggunakan cara leopold kemungkinan ditemukan ialah :
Leopold
I : TFU dalam cm, pada fundus
kemungkinan teraba bagian
kepala,
bokong atau lainnya.
Leopold
II : Pada dinding perut klien
sebelah kiri atau kanan
kemungkinan
teraba punggung, anggota gerak atau
bokong,
kepala
Leopold
III : Pada bagian terbawah kemungkinan teraba kepala,
bokong
ataupun yg lainnya.
Leopold
IV : Kemungkinan bagian terbawah janin telah
masuk PAP
dan
seberapa masuknya dihitung dengan perlimaan jari.
3)
Secara auskultasi kemungkinan dapat terdengar bunyi jantung janin,
frekuensinya, teratur atau tidak
4)
Secar perkusia kemungkinan reflek patella kiri dan kanan positif
5)
Pemeriksaan ukuran panggul kemungkinan normal dengan pengukuran jangka panggul
6)
Pemeriksaan tafsiran berat janin normal
3. Pemeriksaan
penunjang
a)
Laboratorium
Darah
: Hb, Haematokrit, golongan darah
Urine
: kemungkinan ditemukan urine berwarna kuning tua
b)
USG
Kemungkinan
janin hidup, intrauterine, tunggal
c)
Pemeriksaaan Karditofografi (CTG)
kemungkinan
denyut jantung janin normal
d)
Pemeriksaan Amnioskopi
Kemungkinan
air ketuban normal
Langkah
II : Interprestasi Data
Berdasarkan
kasus ini,maka kemungkinan interprestasi data yang timbula adalah ;
- Diagnosa kebidanan
Mis
: Ibu G2P1A0H1 dengan di curigai terinfeksi virus hapatitis,janin hidup
tunggal,intrauterin.
Dasar
:
–
Ibu mengatakan ini kehamilan ke dua
–
Dari hasil pemeriksaan di dapat kan warna urin ibu kuning tua, ekstermitas atas
dan bawah terlihat kuning atau pucat.
- Masalah
Kemungkinan
masalah yang timbul adalah gangguan fungsi hati.
- Kebutuhan
1)
Nutrisi
2)
Istirahat
Langkah
III : mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial.
Kemungkinan
diagnosa atau masalah potensial yang timbul adalah:
- Abortus
- Perdarahan pascapersalinan
Langkah
IV : identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera.
Kemungkinan
tindakan segera pada kasus ini adalah kolaborasi dengan dokter SpOG dan dokter
spesialis penyakit dalam.
Langkah
V : merencanakan asuhan yang menyeluruh.
Perencanaan
tindakan yang mungkin di lakukan antara lain :
- Beri tahu ibu hasil pemeriksaan, bahwa saat ini secara umum ibu dalam keadaan baik.
- Beri tahu ibu untuk makan makanan yang bergizi,banyak mengkonsumsi sayuran, dan makanan tinggi protein dan rendah lemak.
- Anjurkan ibu untuk tidak minum kopi dan tidak minum-minuman yang beralkohol.
- Berikan ibu tablet fe serta waktu dan cara mengkonsumsi nya.
- Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup,yaitu pada malam 8 jam dan siang hari 2 jam agar kondisi ibu tidak bertambah buruk.
- Anjurkan ibu untuk mencegah penularan penyakit kepada anggota keluarga yang lain dengan mengkhususkan peralatan makanan,dan minuman ataupun barang habis pakai.
- Berikan ibu motivasi dan semangat pada ibu bahwa ibu akan baik – baik saja selama ibu sering memeriksakan diri.
- Kolaborasi dengan spesialis penyakit dalam dan dokter kandungan untuk dapat memberikan penanganan dan pencegahan komplikasi kehamilan.
- Beri tahu ibu kunjungan ulang satu minggu kemudian untuk mengetahui perkembangan ibu dan janin.
- Dokumentasikan hasil pemeriksaan.
Langkah
VI : melaksanakan perencanaan asuhan yang menyeluruh.
Pelaksanaan
tindakan yang dapat di lakukan antara lain :
- Memberi tahu ibu hasil pemeriksaan,bahwa saat ini secara umum ibu dalam keadaan baik.
- Memberi tahu ibu untuk makan makanan yang bergizi,banyak mengkonsumsi sayuran, dan makanan tinggi protein dan rendah lemak.
- Menganjurkan ibu untuk tidak minum kopi dan tidak minum-minuman yang beralkohol.
- Memberikan ibu tablet fe serta waktu dan cara mengkonsumsi nya.
- Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup,yaitu pada malam 8 jam dan siang hari 2 jam agar kondisi ibu tidak bertambah buruk.
- Menganjurkan ibu untuk mencegah penularan penyakit kepada anggota keluarga yang lain dengan mengkhususkan peralatan makanan,dan minuman ataupun barang habis pakai.
- Memberikan ibu motivasi dan semangat pada ibu bahwa ibu akan baik – baik saja selama ibu sering memeriksakan diri.
- Berkolaborasi dengan spesialis penyakit dalam dan dokter kandungan untuk dapat memberikan penanganan dan pencegahan komplikasi kehamilan.
- Memberi tahu ibu kunjungan ulang satu minggu kemudian untuk mengetahui perkembangan ibu dan janin.
- Mendokumentasikan hasil pemeriksaan.
Langkah
VII : Evaluasi
Hasil
evaluasi yang ditemukan :
- Ibu mengerti hasil pemeriksaan, bahwa saat ini secara umum ibu dalam keadaan baik.
- Ibu mau untuk makan makanan yang bergizi, banyak mengkonsumsi sayuran, dan makanan tinggi protein dan rendah lemak.
- Ibu mau untuk tidak minum kopi dan tidak minum-minuman yang beralkohol.
- Ibu mau mengkonsumsi tablet fe serta waktu dan cara mengkonsumsi nya.
- Ibu mau untuk istirahat yang cukup,yaitu pada malam 8 jam dan siang hari 2 jam agar kondisi ibu tidak bertambah buruk.
- Ibu mau untuk mencegah penularan penyakit kepada anggota keluarga yang lain dengan mengkhususkan peralatan makanan,dan minuman ataupun barang habis pakai.
- Ibu sudah termotivasi dan merasa baik – baik saja selama ibu sering memeriksakan diri.
- Berkolaborasi dengan spesialis penyakit dalam dan dokter kandungan untuk dapat memberikan penanganan dan pencegahan komplikasi kehamilan.
- Ibu akan datang pada kunjungan ulang satu minggu kemudian untuk mengetahui perkembangan ibu dan janin.
- Hasil pemeriksaan ibu sudah didokumentasikan.
BAB
IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Hepatitis
di sebabkan oleh virus dan merupakan penyakit hati yang paling sering di jumpai
dalam kehamilan. Pada wanita hamil, peniyebab hepatitis terutama oleh virus
hepatitis B walau kemungkinan juga dapat karena virus hepatitis A atau C .
hepatitis juga dapat terjadi pula setiap saat kehamilan dan mempunyai pengaruh
buruk pada janin maupun ibunya. Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan
disebut hepatitis akut, hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut
hepatitis kronis.
Pada
trimester I dapat terjadi keguguran pada trimester II dan III sering terjadi
premature . adapun beberapa jenis virus hepatitis A, B, C, D, E, dan G.
4.2
Saran
- Penulis
Diharapkan
menjadi koreksi diri dan juga bisa menjadi koreksi tentang pembuatan makalah
yang benar
- Pembaca
Diharapkan
pembaca memahami tentang penyakit hepatitis pada ibu hamil dan persalinan.
- Pendidikan
Diharapkan
makalah ini menjadi informasi bagi pendidikan untuk menjadi bahan ajar
khususnya tentang asuhan kebidanan penyakit hepatitis pada ibu hamil dan
persalinan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar