1. DEFINISI
Penjahitan
luka adalah suatu tindakan untuk mendekatkan tepi luka dengan benang sampai
sembuh dan cukup untuk menahan beban fisiologis (Santoso, 2005).
Ruptur
perineum adalah robekan yang terjadi pada perineum sewaktu persalinan (Mohtar,
1998).
2.
TUJUAN
a.
Untuk mendekatkan jaringan-jaringan perlukaan sehingga
proses penyembuhan bisa terjadi, proses penyembuhan itu bukanlah hasil dari
penjahitan tersebut tetapi hasil dari pertumbuhan jaringan.
b.
Untuk menghentikan perdarahan
3.
DERAJAT LASERASI
a. Derajat I: laserasi mengenai mukosa vagina
dan kulit perineum, tidak perlu dijahit.
b. Derajat II: laserasi mengenai mukosa vagina,
kulit perineum dan jaringan otot perineum
c. Derajat III: laserasi mengenai mukosa vagina,
kulit perineum, jaringan otot perineum dan otot spinkter ani.
d. Derajat
IV: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit perineum, jaringan perineum dan otot
spinkter ani yang meluas hingga dinding depan rektum.
Bila laserasi jalan lahir berada
pada derajat III dan IV: Rujuk segera
- ALAT DAN BAHAN PENJAHITAN
a.
Bak instrumen berisi :
- Nald folder (Needle holder) 1 buah
- Nald folder (Needle holder) 1 buah
-
Suture Needle dari bentuk 2/3 circle `1 buah
- Pincet
1 buah
-
Benang
- Kasa steril
- Tampon
- Spuit 5 ml 1 buah
- Tampon
- Spuit 5 ml 1 buah
- Duk steril
b. Bahan lain :
-
Anestesi lokal lidokain 1% : 2 buah
-
Sarung tangan steril 1 buah
-
Cairan desinfektan povidon iodin 10% dalam kom kecil
-
Kapas DDT
-
Lampu sorot
-
Neirbeken
5.
Langkah-langkah
hecting perineum
5.1
Persiapan ibu
a.
Atur
posisi bokong ibu pada posisi litotomi di tepi tempat tidur
b.
Pasang duk steril di bawah bokong ibu
c.
Atur
lampu sorot atau senter ke arah vulva ibu
d.
Letakkan
neirbeken di dekat ibu
e.
Pastikan
tangan tidak memakai perhiasan, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
f.
Pakaian
satu sarung tangan DTT pada tangan kanan
g.
Ambil
spuit dengan tangan yang berasarung tangan, isi tabung suntik dengan lidokain
dan letakkan kembali ke dalam wadah DTT
h.
Lengkapi
pemakaian sarung tangan pada tangan kiri
i.
Bersihkan
vulva dan perineum dengan kapas DTT dengan gerakan satu arah dari vulva ke
perineum
j.
Periksa
vagina, servik dan perineum secara lengkap, pastikan bahwa laserasi hanya
merupakan derajat satu atau dua.
5.2 Persiapan Anestesi
a. Beritahu
ibu tentang apa yang akan dilakukan
b. Tusukkan
jarum suntik pada daerah kamisura posterior yaitu bagian sudut bawah vulva
c. Lakukan
aspirasi untuk memastikan tidak ada darah yang terhisap
d. Suntikan
anestesi sambil menarik jarum suntik pada tepi luka daerah perineum
e. Tanpa
menarik jarum suntik keluar dari luka arahkan jarum suntik sepanjang luka pada
mukosa vagina
f. Lakukan
langkah 2-5 diatas pada kedua tepi robekan
g. Tunggu
1-2 menit sebelum melakukan penjahitan
5.2 Penjahitan Perineum
a.
Buat jahitan pertama kurang lebih 1
cm diatas ujung laserasi di mukosa vagina. Setelah itu buat ikatan dan potong
pendek benang dari yang lebih pendek. Sisakan benang kira-kira 1 cm.
b.
Tutup mukosa vagina dengan jahitan
jelujur, jahit ke bawah ke arah cincin himen
c.
Tepat sebelum cincin himen,
masukkan jarum ke dalam mukosa vagina lalu ke belakang cincin himen sampai
jarum ada di bawah laserasi kemudian ditarik keluar pada luka perineum
d.
Gunakan teknik jelujur saat
menjahit lapisan otot. Lihat kedalam luka untuk mengetahui letak ototnya.
e.
Setelah dijahit sampai ujung luka,
putarlah jarum dan mulailah menjahit kearah vagina dengan menggunakan jahitan
subkutikuler
f.
Pindahkan jahitan dari bagian luka
perineum kembali ke vagina di belakang cincin hymen untuk diikat dengan simpul
mati dan dipotong benangnya
g. Masukkan
jari ke dalam rektum
h. Periksa
kembali
i.
Cuci area genital dan kompres
dengan kasa betadin
6.
JENIS-JENIS
BENANG
6.1
Benang yang dapat diserap (Absorbable Suture )
a. Alami ( Natural):
1. Plain Cat Gut : dibuat dari bahan kolagen sapi atau domba.
Benang ini hanya
memiliki daya serap pengikat selama 7 - 1 9 hari dan akan diabsorbsi secara sempurna
dalam waktu 70 hari.
2. Chromic Cat
Gut dibuat dari bahan yang sama dengan plain cat gut, namum dilapisi dengan garam Chromium untuk memperpanjang
waktu absorbsinya sampai 90 hari.
b. Buatan (Synthetic)
Benang- benang
yang dibuat dari bahan sintetis, seperti Polyglactin (merk dagang Vicryl atau
Safil), Polyglycapron merk dagang
Monocryl atau Monosyn), dan Polydioxanone (merk dagang PDS II). Benang jenis
ini memiliki daya pengikat lebih lama, yaitu 2-3 minggu, diserap secara lengkap
dalam waktu 90-120 hari.
6.2 Benang yang tak dapat diserap
(nonabsorbable suture)
a. Alamiah (Natural)
Dalam kelompok
ini adalah benang silk ( sutera ) yang dibuat dari protein organik bernama
fibroin, yang terkandung di dalam serabut sutera hasil produksi ulat sutera.
b. Buatan (Synthetic)
Dalam kelompok
ini terdapat benang dari bahan dasar nylon (merk dagang Ethilon atau Dermalon).
Polyester ( merk dagang Mersilene) dan Poly propylene ( merk dagang Prolene ).
7.
JENIS DAN TEKHNIK PENJAHITAN KULIT
7.1
Simple Interupted Suture
Indikasi : Semua luka
Cara:
a. Jarum ditusukkan pada kulit sisi pertama dengan sudut sekitar 90°, masuk
subkutan terus ke sisi kulit lainnya
b. Lebar dan kedalaman jaringan kulit dan subkutan diusahakan agar tepi luka
yang dijahit dapat membuka ke arah luar (everted)
c. Dibuat simpul benang dengan memegang jarum dan benang diikat
d. Penjahitan dilakukan dari ujung luka ke ujung luka
lainnya
1.1
Continue
Indikasi: Luka pada persendian
Luka pada daerah yang tegangan besar
Teknik penjahitan ini dilakukan untuk mendapatkan eversi tepi luka dimana
tepinya cenderung mengalami invers, misalnya kulit yang tipis. Teknik ini
dilakukan sebagai berikut:
a. Jarum
ditusukkan jauh dari kulit sisi luka, melintasi luka dan kulit sisi lainnya,
kemudian keluar pada kulit tepi yang jauh, sisi yang kedua.
b. Jarum kemudian ditusukkan kembali pada tepi kulit sisi kedua secara tipis,
menyeberangi luka dan dikeluarkan kembali pada tepi dekat kulit sisi yang
pertama.
c. Dibuat simpul dan benang diikat.
7.3 Subcuticuler
Continuous Suture
Indikasi : Luka
pada daerah yang memerlukan kosmetik
Kontra indikasi
: jaringan luka dengan tegangan besar.
Pada teknik ini benang ditempatkan bersembunyi di bawah jaringan dermis
sehingga yang
terlihat hanya bagian kedua ujung benang yang terletak di dekat kedua ujung
luka yang dilakukan sebagai berikut:
a. Tusukkan jarum pada kulit sekitar
1-2 cm dari ujung luka keluar di daerah dermis kulit salah satu dari tepi luka.
b. Benang kemudian dilewatkan pada
jaringan dermis kulit sisi yang lain, secara bergantian terus menerus sampai
pada ujung luka yang lain, untuk kemudian dikeluarkan pada kulit 1-2 cm dari
ujung luka yang lain.
c. Dengan
demikian maka benang berjalan menyusuri kulit pada kedua sisi secara paralel disepanjang luka tersebut.
boleh saya tahu daftar pustaka santoso (2005) tdk ya? terima kasih
BalasHapusTerimakasih, sangat memberkati,❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
BalasHapus