Rabu, 27 April 2016

TEKHNIK PENJAHITAN LUKA PERINEUM


1.      DEFINISI
Penjahitan luka adalah suatu tindakan untuk mendekatkan tepi luka dengan benang sampai sembuh dan cukup untuk menahan beban fisiologis (Santoso, 2005).
Ruptur perineum adalah robekan yang terjadi pada perineum sewaktu persalinan (Mohtar, 1998).
2.      TUJUAN
a.         Untuk mendekatkan jaringan-jaringan perlukaan sehingga proses penyembuhan bisa terjadi, proses penyembuhan itu bukanlah hasil dari penjahitan tersebut tetapi hasil dari pertumbuhan jaringan.
b.         Untuk menghentikan perdarahan
3.      DERAJAT LASERASI
a.    Derajat I: laserasi mengenai mukosa vagina dan kulit perineum, tidak perlu dijahit.
b.    Derajat II: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit perineum dan jaringan otot perineum
c.     Derajat III: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit perineum, jaringan otot perineum dan otot spinkter ani.
d.    Derajat IV: laserasi mengenai mukosa vagina, kulit perineum, jaringan perineum dan otot spinkter ani yang meluas hingga dinding depan rektum.
  Bila laserasi jalan lahir berada pada derajat III dan IV: Rujuk segera
  1. ALAT DAN BAHAN PENJAHITAN
a.      Bak instrumen berisi :
- Nald folder (Needle  holder) 1 buah
- Suture Needle dari bentuk 2/3 circle `1 buah
- Pincet 1 buah
- Benang
- Kasa steril
- Tampon
- Spuit 5 ml 1 buah
- Duk steril
            b.    Bahan lain :
                   - Anestesi lokal lidokain 1% : 2 buah
                   - Sarung tangan steril 1 buah
                   - Cairan desinfektan povidon iodin 10% dalam kom kecil
                   - Kapas DDT
                   - Lampu sorot
                   - Neirbeken
5.      Langkah-langkah hecting perineum
5.1    Persiapan ibu
a.       Atur posisi bokong ibu pada posisi litotomi di tepi tempat tidur
b.       Pasang duk steril di bawah bokong ibu
c.       Atur lampu sorot atau senter ke arah vulva ibu
d.      Letakkan neirbeken di dekat ibu
e.       Pastikan tangan tidak memakai perhiasan, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
f.       Pakaian satu sarung tangan DTT pada tangan kanan
g.      Ambil spuit dengan tangan yang berasarung tangan, isi tabung suntik dengan lidokain dan letakkan kembali ke dalam wadah DTT
h.      Lengkapi pemakaian sarung tangan pada tangan kiri
i.        Bersihkan vulva dan perineum dengan kapas DTT dengan gerakan satu arah dari vulva ke perineum
j.        Periksa vagina, servik dan perineum secara lengkap, pastikan bahwa laserasi hanya merupakan derajat satu atau dua.
5.2  Persiapan Anestesi
a.       Beritahu ibu tentang apa yang akan dilakukan
b.      Tusukkan jarum suntik pada daerah kamisura posterior yaitu bagian sudut bawah vulva
c.       Lakukan aspirasi untuk memastikan tidak ada darah yang terhisap
d.      Suntikan anestesi sambil menarik jarum suntik pada tepi luka daerah   perineum
e.       Tanpa menarik jarum suntik keluar dari luka arahkan jarum suntik sepanjang luka pada mukosa vagina
f.       Lakukan langkah 2-5 diatas pada kedua tepi robekan
g.      Tunggu 1-2 menit sebelum melakukan penjahitan
5.2    Penjahitan Perineum
a.      Buat jahitan pertama kurang lebih 1 cm diatas ujung laserasi di mukosa vagina. Setelah itu buat ikatan dan potong pendek benang dari yang lebih pendek. Sisakan benang kira-kira 1 cm.
b.      Tutup mukosa vagina dengan jahitan jelujur, jahit ke bawah ke arah cincin himen
c.       Tepat sebelum cincin himen, masukkan jarum ke dalam mukosa vagina lalu ke belakang cincin himen sampai jarum ada di bawah laserasi kemudian ditarik keluar pada luka perineum
d.      Gunakan teknik jelujur saat menjahit lapisan otot. Lihat kedalam luka untuk mengetahui letak ototnya.
e.       Setelah dijahit sampai ujung luka, putarlah jarum dan mulailah menjahit kearah vagina dengan menggunakan jahitan subkutikuler
f.       Pindahkan jahitan dari bagian luka perineum kembali ke vagina di belakang cincin hymen untuk diikat dengan simpul mati dan dipotong benangnya
g.      Masukkan jari ke dalam rektum
h.      Periksa kembali
i.        Cuci area genital dan kompres dengan kasa betadin
6.        JENIS-JENIS BENANG
6.1         Benang yang dapat diserap (Absorbable Suture )
a.  Alami ( Natural):
1. Plain Cat Gut : dibuat dari bahan kolagen sapi atau domba.
Benang ini hanya memiliki daya serap pengikat selama 7 - 1 9 hari dan akan diabsorbsi secara sempurna dalam waktu 70 hari.
2.  Chromic Cat Gut dibuat dari bahan yang sama dengan plain cat gut,  namum dilapisi dengan garam Chromium untuk memperpanjang waktu absorbsinya sampai 90 hari.
b. Buatan (Synthetic)
Benang- benang yang dibuat dari bahan sintetis, seperti Polyglactin (merk dagang Vicryl atau Safil), Polyglycapron  merk dagang Monocryl atau Monosyn), dan Polydioxanone (merk dagang PDS II). Benang jenis ini memiliki daya pengikat lebih lama, yaitu 2-3 minggu, diserap secara lengkap dalam waktu 90-120 hari.
6.2     Benang yang tak dapat diserap  (nonabsorbable suture)
a. Alamiah (Natural)
Dalam kelompok ini adalah benang silk ( sutera ) yang dibuat dari protein organik bernama fibroin, yang terkandung di dalam serabut sutera hasil produksi ulat sutera.
b. Buatan (Synthetic)
Dalam kelompok ini terdapat benang dari bahan dasar nylon (merk dagang Ethilon atau Dermalon). Polyester ( merk dagang Mersilene) dan Poly propylene ( merk dagang Prolene ).
7.        JENIS DAN TEKHNIK PENJAHITAN KULIT
7.1         Simple Interupted Suture
         Indikasi : Semua luka
          Cara:
a.    Jarum ditusukkan pada kulit sisi pertama dengan sudut sekitar 90°, masuk subkutan terus ke sisi kulit lainnya
b.    Lebar dan kedalaman jaringan kulit dan subkutan diusahakan agar tepi luka yang dijahit dapat membuka ke arah luar (everted)
c.    Dibuat simpul benang dengan memegang jarum dan benang diikat
d.  Penjahitan dilakukan dari ujung luka ke ujung luka lainnya


1.1         Continue
Indikasi: Luka pada persendian
                Luka pada daerah yang tegangan besar
Teknik penjahitan ini dilakukan untuk mendapatkan eversi tepi luka dimana tepinya cenderung mengalami invers, misalnya kulit yang tipis. Teknik ini dilakukan sebagai berikut:
a. Jarum ditusukkan jauh dari kulit sisi luka, melintasi luka dan kulit sisi lainnya, kemudian keluar pada kulit tepi yang jauh, sisi yang kedua.
b. Jarum kemudian ditusukkan kembali pada tepi kulit sisi kedua secara tipis, menyeberangi luka dan dikeluarkan kembali pada tepi dekat kulit sisi yang pertama.
c.  Dibuat simpul dan benang diikat.

7.3     Subcuticuler Continuous Suture

Indikasi : Luka pada daerah yang memerlukan kosmetik
Kontra indikasi : jaringan luka dengan tegangan besar.
Pada teknik ini benang ditempatkan bersembunyi di bawah jaringan dermis
sehingga yang terlihat hanya bagian kedua ujung benang yang terletak di dekat kedua ujung luka yang dilakukan sebagai berikut:
a. Tusukkan jarum pada kulit sekitar 1-2 cm dari ujung luka keluar di daerah dermis kulit salah satu dari tepi luka.
b. Benang kemudian dilewatkan pada jaringan dermis kulit sisi yang lain, secara bergantian terus menerus sampai pada ujung luka yang lain, untuk kemudian dikeluarkan pada kulit 1-2 cm dari ujung luka yang lain.
c.  Dengan demikian maka benang berjalan menyusuri kulit pada kedua sisi secara paralel disepanjang luka tersebut.



2 komentar:

  1. boleh saya tahu daftar pustaka santoso (2005) tdk ya? terima kasih

    BalasHapus
  2. Terimakasih, sangat memberkati,❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️

    BalasHapus